Friday, July 15, 2011

Nisfu Syaaban

Assalamualaikum...





Tengahari Hari Jumaat di disini, sedang kaum Adam melakukan solat sunat Jumaat. Hujan turun dan terasa tengahari yang biasa panas terik menjadi tengahari yang dingin. Allah....Rahmat Allah turun mencurah-curah dan tika ini doa makbul. "Ya Allah, mudahkanlah segala urusan umat Islam dalam menegakkan kalimah Lailahaillallah di bumiMu ini ya Tuhan, ampunkan seluruh umat Islam"

Terasa sayu dihati, apabila mengenangkan hari ini dan esok merupakan hari terakhir buku catatan amalan cukup setahun, buku lama yang penuh dengan contengan, dan yang semestinya banyak dosa dari pahala...Allah...dan buku itulah akan ditutup dan digantikan dengan buku baru yang bersih. Marilah kita bermuhasabah.

Setiap kali datangkan Nisfu Syaaban, pasti akan ada tersemat azam dihati, mahukan buku catatan amalan ini dipenuhi kebaikan dan pahala. Tapi setelah melalui hari-hari yang mendatang, kita lupa akan azam dihati...sehinggalah kita bertemu kembali Nisfu Syaaban, baru sedar...oh Tuhan...banyaknya dosa hambaMu ini, kerdilnya hambaMu ini, hinanya hambaMu ini.

Bersyukur menjadi hamba Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Setelah buku baru dibuka, tak lama kemudian datanglah Bulan Ramadhan...sebulan Allah bagi ganjaran berganda kepada setiap kebaikan dan amalan ikhlas yang kita lakukan. SubhanaAllah..Itupun jika Allah panjangkan umur kita.

Setiap kali tiba Hari Nisfu Syaaban, ingatan ana di rumah sewa sewaktu bekerja di Putrajaya tak pernah lupa. Kami dirumah sewa bersama-sama meraikan malam Nisfu Syaaban. Hari tersebut,semua orang dalam rumah sewa balik kerja awal dan kami solat berjemaah bersama kemudian duduk diruang tamu untuk membaca yassin 3 kali dan setiap bacaan ada niatnya yang tersendiri. Membaca yassin sebanyak itu bagi kami cukuplah memenatkan jika dibaca berseorangan, tetapi jika dibaca beramai-ramai menjadi sesuatu yang menyeronokkan. Pada waktu itu pula ada tetamu satu kampung yang tinggal di Putrajaya juga datang ke rumah untuk memberi buah tangan dari kampung. Kami berhentikan bacaan dan melayan tetamu, selesai semuanya kami menyambung kembali dan setelah habis bacaan yang terakhir, kami pun solat Isyak berjemaah. Selesai semua kami pun ke dapur untuk minum teh dan makan rambutan yang diberi kawan tadi. Terlalu manis kenangan pada waktu itu untuk disimpan, dan keesokannya kami berpuasa. Masih terasa manisnya dan nikmatnya bersama-sama sahabat melakukan perkara yang Allah redha. Benar, alam pekerjaan merupakan alam yang mencabar, siang kita dipenuhi dengan kerja malam kita dah penat. Tapi jika sekeliling kita terdiri daripada orang-orang yang boleh membawa kearah kebaikan, InsyaAllah...hidup kita akan lebih terarah untuk ke arah kebaikan juga.

Sabda Rasulullah,"Bulan itu (Sya‘ban) yang berada di antara Rejab dan Ramadhan adalah bulan yang dilupakan manusia dan ia adalah bulan yang diangkat padanya amal ibadah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam, maka aku suka supaya amal ibadah ku di angkat ketikaaku berpuasa”.(HR an-Nasaie)

Walaubagaimanapun, berbalik kepada malam nisfu syaaban, terpulang pada individu itu sendiri untuk menghidupkan malam nisfu syaaban. Boleh juga menghidupkannya dengan membaca Al-quran, berzikir, berdoa dan sebagainya samada secara bersendirian ataupun berjemaah. Lebih baik menghidupkannya dengan amalan-amalan soleh daripada tidak membuat apa-apa atau sebaliknya.

Ingati kembali siapa kita, dariNya kita datang, kepadaNya juga kita akan kembali. Hanya persinggahan kita dibumi ini, setiap amal baik dan buruk kita dicatat untuk dihitung diakhirat kelak. Kita mengharapkan hari ini lebih baik dari semalam dan hari esok lebih baik dari hari ini. Begitu juga, kita mengharapkan diri kita ini lebih baik dari hari semalam dan begitu juga dengan catatan amalan kita, mestilah kita mahukan catatan kebaikan buku baru akan lebih banyak daripada catatan amalan dalam buku lama dan sebaliknya untuk catatan amalan yang buruk.

Dari Abi Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya : "Telah datang Jibril as pada malam Nisfu Syaaban dan dia berkata, Ya Muhammad, pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, maka berdirilah dan kerjakan sembahyang lalu angkatlah kepalamu dan kedua tanganmu ke langit!"

Kata saya (Nabi Muhammad SAW): "Hai Jibril, apakah erti malam ini ?" Dia (Jibril) menjawab: "Pada malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat, maka Allah telah mengampuni orang-orang yang tidak mensyirikkan Allah dengan sesuatu kecuali ahli sihir, bomoh hitam, orang-orang yang suka permusuhan/pergaduhan, peminum arak, orang-orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang-orang yang derhaka kepada kedua orang tua, orang-orang yang suka mengadu domba (batu api) dan orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni kesalahannya sehingga mereka mahu bertaubat dan tidak akan mengulang lagi atas perbuatannya itu."

Maka pergilah Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakan sembahyang serta menangis di dalam sujudnya dengan membaca: "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari seksaMu dan murka Mu dan aku tidak menghitung-hitung pujian kepadaMu, sebagaimana Engkau memuji kepadaMu sendiri, maka segala puji bagiMu sehingga Engkau redha." Dipetik dari Kitab Zubdatul Wa'idzin.


Wallahua'lam..



"Addin An-Nasihah ^___^

No comments:

Post a Comment

:::SAHABAT-SAHABATKU:::